Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Formulir Pemesanan

Nama

Email *

Pesan *

Senin, 23 Februari 2009

Bagaimana Tingkatkan Kinerja SDM Secara Spektakuler?



SUMBER DAYA MANUSIA adalah asset paling menentukan dalam sebuah organisasi. Karenanya ia musti ditangani dan dikelola sedemikian rupa sehingga bisa menjadi "lokomotif penarik" sumber-sumbr daya yang lain dalam mencapai tujuan sebagaimana ditentukan. Maka ketika PPM Manajemen bekerjasama dengan SRM Group Malaysia menyelenggarakan The Asian HRD Congress di Jakarta belum lama ini, salah satu isu penting yang dibahas adalah tentang talent manajement. Mengapa musti talent manajement, dan apa pula urgensinya? Jika melihat hasil survei yang dilakukan oleh McKinsey yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kinerja keuangan dan praktek talent manajement, maka akan tampaklah kalau pembahasan masalah tersebut memang sudah sewajarnya. Proses talent manajement demikian penting untuk mengetahui potensi seorang pekerja agar dapat dikembangkan melalui suatu proses yang terintegrasi dengan organisasi tempatnya bekerja. Tujuannya adalah agar kinerja karyawan semakin meningkat.

Di tengah-tengah kecenderungan semakin besarnya harapan yang dipikulkan manajemen pada SDM itu, kini telah terbit sebuah buku yang sangat pas, dan sangat tepat dijadikan acuan untuk hal tersbut. Buku dimaksud judulnya "MEMBUAT KARYAWAN BRSEDIA MATI UNTUK ANDA: APA SUSAHNYA KARYAWAN MENJADI BOS?" yang ditulis oleh Rohmadi Rusdi dan Ronin Hidayat, dan ditrbitkan olh PT. Elex Media Komputindo, dari Grup Kompas Gramedia.

Lihat misalnya pada Bagian Pertama, Bab 1 diulas tentang Pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja. Diceritakan, seorang raja menulis surat kepada Aristoteles. Dalam suratnya, raja berkehendak menbunuh habis semua bangsawan keturunan raja dan orang-orang pintar lainnya agar tak ada lagi kesempatan bagi mereka untuk merebut kekuasaan. Maka jawab Aristoteles, “Yang demikian itu adalah niat yang tidak baik. Salah-salah hanya akan merugikan Tuan sendiri. Sebab, jika semua orang yang baik dan yang pandai telah habis kau bunuh, tentu yang tinggal hanyalah orang-orang bodoh dan orang-orang yang tidak berperangai. Dan untuk memimpin mereka saya kira lebih susah. Yang paling baik ialah, Tuan kumpulkan saja orang-orang yang baik dan pandai, lalu Tuan gunakan dengan sebaik-baiknya!”

Orang-orang yang baik dan pandai, agar digunakan (diberdayakan) dengan sebaik-baiknya. Dengan begitu maka tujuan justru akan bisa dicapai dengan gemilang. Tetapi dalam suatu organisasi, umumnya tidak semua anggotanya merupakan ‘orang-orang yang baik dan pandai’, melainkan begitu kompleks dengan kemampuan dan karakter yang berbeda-beda --meskipun tetap memperhatikan aspek persyaratan minimal. Dari yang ada itu, semuanya, perlu diberdayakan sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Dan dari yang ada itu, siapa diantara mereka yang dapat diprioritaskan untuk dikembangkan, atau disiapkan menjadi ”Bos”? Dalam Bab 3 disebutkan, pada dasarnya semua SDM bisa dikembangkan seluas-luasnya, tetapi untuk SDM yang tepat untuk tujuan dan pencapaian visi organisasi perlu mendapat prioritas. Adapun mereka yang tepat diprioritaskan untuk dikembangkan adalah orang-orang yang memiliki keterampilan dan pengetahuan tinggi, kemampuan dan kemauan untuk belajar dan menambah wawasan.

Apakah mereka dapat diandalkan? Mindset masing-masing karyawan akan turut mempengaruhi langkah berikutnya. Mindset seseorang terdiri dari tiga komponen pokok: paradigma, keyakinan dasar dan nilai dasar. Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang dalam memandang sesuatu (cara pandang seseorang). Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap sesuatu. Nilai dasar adalah sikap, sifat dan karakter yang dijunjung tinggi oleh seseorang sehingga berdasarkan nilai-nilai tersebut tindakan seseorang dibatasi.

Tindakan seseorang sangat ditentukan oleh cara pandangnya terhadap sesuatu. Seseorang melakukan tindakan berdasarkan apa yang diyakininya benar. We do what we belief. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh seseorang menjadi pembatas didalam ia memutuskan tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Secara keseluruhan, paradigma, keyakinan dasar dan nilai dasar memberikan peta mental bagi orang dalam bertindak. We belief we see the world as it is. However, we really see the world as we are. Kita memandang dunia tidak sebagaimana adanya, namun sesungguhnya kita memandang dunia melalui mindset yang ada dalam pikiran kita.

Mindset Karyawan

Sayangnya, tidak sedikit karyawan yang memiliki mindset tidak “konstruktif”, sehingga yang bersangkutan memandang dunia dengan sebelah mata: “Ah ngapain menjadi bos, repot amat! Enakan jadi karyawan biasa, tidak stress, tidak jantungan!” atau ungkapan, “Aduh tantangannya terlalu berat, saya tidak akan kuat!” begitu vonis diri yang negatif. Adakah trauma masa lalu sehingga ‘semangat juang’ menjadi demikian lemah? Trauma yang bahkan juga bisa melemahkan suara hati –padahal suara hati adalah “pembisik” yang jujur untuk menuntun kesuksesan.

Adapun karyawan yang memiliki semangat juang dan motivasi tinggi sehingga bersedia “mati” untuk menjadi bos, sebenarnya adalah gambaran karyawan yang telah berhasil ditempa ataupun menempa dirinya menjadi SDM berkualitas yang layak diperhitungkan.

Dengan jeli penulis merunut akar permasalahan tersebut dari latar belakang kehidupan masa lalu. Diilustrasikan bahwa, ketika kita kecil dan melakukan sesuatu yang sesuai menurut hati dan sangat kita sukai namun teman atau bahkan orang tua justru menganggap kita melakukan sebuah kebandelan; lantas teman atau orang tua berkata begini: “Dasar anak bandel, bertingkah hanya menuruti kemauan sendiri!” Semoga Anda tidak trauma dengan cemoohan itu dan kapok dengan tingkah tersebut, lantas setelah dewasa kita jadi senantiasa menuruti kehendak orang lain (atau apa kata orang lain) meskipun berlawanan dengan kehendak hati nurani sendiri.

Mengapa? Ada apa dengan hal itu?

Tidak usah jauh-jauh, carilah jawaban itu pada diri Anda sendiri. Coba ukur keadaan Anda sekarang ini dengan statement berikut: Jika Anda orang yang berjiwa merdeka, yang senantiasa bertindak atas dorongan suara hati sendiri, dan terbebas dari pengaruh tekanan ataupun ancaman orang lain yang berlawanan dengan suara hati Anda maka hampir dapat dipastikan Anda adalah orang yang dapat meraih sebagian besar dari apa yang Anda inginkan; Anda juga orang yang relatif sukses dalam hidup ini dan relatif bahagia menikmati hidup. Hidup berjalan sebagaimana yang Anda harapkan.

Sebaliknya jika yang terjadi kebalikannya, yakni jika Anda senantiasa membohongi diri sendiri dengan senantiasa melawan kata hati nurani diri sendiri, dan senantiasa menuruti kata orang lain atau takluk kepada dominasi orang lain, maka hampir dapat dipastikan Anda adalah orang yang jarang mendapatkan apa yang Anda inginkan, --untuk tidak mengatakan Anda seorang yang gagal; dan Anda juga seorang yang relatif menderita, dan tertekan. Hidup berjalan seakan di luar kontrol Anda, dan melenceng dari yang Anda inginkan.

Dengan logika yang mudah dicerna penulis menguraikan permasalahan SDM secara gamblang dari Bab 1 sampai 8. Mulai dari topik-topik: pemberdayaan SDM tingkatkan kinerja, perilaku manusia dalam mencapai tujuan organisasi, uniknya SDM, hargai akal dengarkan kata hati, sampai mengenal dan mengatasi masalah-masalah SDM dan masalah-masalah pribadi karyawan. Pada bagian akhir buku dicuplikkan cermin kesuksesan pemberdayaan SDM dari organisasi semi bisnis dan bisnis murni. Keduanya dibuat sedemikian rupa sehingga (diharapkan) bisa menjadi inspirator para karyawan ataupun para bos bagaimana memacu kontribusi SDM bagi kelangsungan dan kemajuan organisasi atau perusahaan.

Buku ini sangat tepat dibaca baik oleh para manajer (bos) ataupun karyawan yang ingin sukses dalam dunia yang beraura private good, karena dapat membangkitkan motivasi luar biasa dalam diri personal. Karya yang cermat dan aplikatif untuk meningkatkan nilai human asset tersebut yang secara langsung atau tak langsung bisa berdampak pada financial asset-- memberi gambaran yang jelas pula dalam mendesain sistem pengendalian organisasi. Tidak berlebihan kalau dikatakan, inilah “rujukan wajib” bagi para manajer ataupun karyawan dalam menapaki tangga karir yang “seharusnya” terus menanjak.

***


6 komentar:

  1. wah artikel lainnya pada kemana?
    katanya penulis buku?
    ditunggu postingannya..

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum...

    dimana saya bisa mendapatkan biografi bapak secara lengkap?

    kalau boleh saya ingin bertukar link blog dengan Bapak.

    warm regards,

    emiier

    BalasHapus
  3. mau baca ebooknya pa JOKO susilo Pa.
    ada dialamat ini pa

    www.bisnisformulaku.co.cc

    BalasHapus
  4. maaf pak saya bukan bermaksud menyinggung bapak,tapi saya dengan jujur mengatakan bahwa blog babak ini juelek tenan sekali.dan mungkin babak membutuhkan contoh blog yang bisa diancungi jempol.coba anda lihat dulu blog saya di www.dunia777.blogspot.com.disana anda akan mengetahui bagaimana cara membuat website,blog yang super jos, dan yang pastinya menghasilkan uang untuk anda.dan juga anda dapat bergabung dengan adbrite melalui blog saya di paling bawah layar.dan blog anda di jadikan tempat iklan yang menghasilkan uang.tenang saja pendaftaran bebas pungutan biaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...makacih coment-nya ya boz. Sebagai pakar IT yang melebihi kompetensi Bill Gates, Anda harus buka dan gabung dengan website klas dunia www.virgow.ereska.com ya.

      Hapus
  5. Hehehe...makacih coment-nya ya boz. Jangan lupa pula buka website klas dunia www.virgow.ereska.com

    BalasHapus